Sekitar pertengahan abad ke-19, sebagian besar petani mulai mereklamasi tanah terlantar dan pindah ke arah barat menuju dataran dan perbatasan barat daya. Karena migrasi pertanian, petani lebih sadar akan perubahan lingkungan. Sebelum lahan direklamasi, lahan tersebut penuh dengan batu dan kekurangan air. Setelah migrasi pertanian, karena kurangnya peralatan pertanian lokal dan teknologi pertanian yang sesuai, banyak tempat tidak ditempati oleh siapa pun, dan menjadi tidak bertuan. Untuk lingkungan penanaman yang baru, guna beradaptasi dengan situasi ini, banyak petani mulai memasang pagar kawat berduri di area penanaman mereka.
Karena minimnya material pada awal reklamasi lahan, dalam konsep tradisional masyarakat, tembok yang terbuat dari batu dan kayu dapat berperan sebagai pelindung, yakni dapat menjaga batas-batasnya agar tidak dirusak oleh kekuatan luar lain dan diinjak-injak oleh binatang, sehingga kesadaran perlindungannya pun kuat.
Dengan terbatasnya kayu dan batu, orang-orang terus mencari alternatif pagar tradisional untuk melindungi tanaman mereka. Pada tahun 1860-an dan 1870-an, orang-orang mulai menanam tanaman berduri sebagai pagar, tetapi hasilnya tidak seberapa.
Karena langkanya dan mahalnya harga tanaman, serta sulitnya pembangunan, tanaman-tanaman tersebut ditinggalkan oleh masyarakat. Karena minimnya pagar, proses reklamasi lahan tidak berjalan lancar.

Pada tahun 1870, sutra halus berkualitas tinggi tersedia dalam berbagai ukuran. Para peternak menggunakan kawat halus ini untuk mengelilingi pagar, tetapi mereka mendapati bahwa unggas terus-menerus keluar masuk.
Kemudian, pada tahun 1867, dua penemu mencoba menambahkan duri pada sutra halus, tetapi tidak ada yang terbukti praktis. Hingga tahun 1874, Michael Kelly menemukan metode yang sangat praktis untuk menambahkan duri pada sutra, dan kemudian mulai menggunakannya dalam jumlah besar.
Joseph Glidden menemukan bahwa ada seutas tali kayu di sebuah desa kecil biasa. Ada banyak paku besi tajam di satu sisi tali, dan kawat besi halus diikat di sisi lainnya. Penemuan ini membuatnya sangat gembira. Penemuannya juga muncul dalam bentuk kawat berduri. Glidden meletakkan duri-duri tersebut di penggiling biji kopi darurat, lalu memutar duri-duri tersebut secara bergantian di sepanjang kawat halus dan memutar kawat lain di sekitar duri-duri tersebut untuk menahannya di tempatnya.
Glidden dikenal sebagai bapak kawat berduri. Setelah penemuannya yang sukses, penemuan ini terus berlanjut hingga hari ini dengan lebih dari 570 penemuan kawat berduri yang dipatenkan. Ini adalah "salah satu penemuan yang mengubah wajah dunia".

Di Tiongkok, sebagian besar pabrik yang memproduksi kawat berduri langsung mengolah kawat galvanis atau kawat besi berlapis plastik menjadi kawat berduri. Metode menenun dan memilin kawat berduri ini akan meningkatkan efisiensi produksi, tetapi terkadang ada kekurangannya yaitu kawat berduri tidak cukup kuat.
Dengan berkembangnya teknologi, beberapa produsen kini mulai menggunakan beberapa proses timbul, sehingga permukaan batang kawat tidak lagi sepenuhnya halus, sehingga sangat meningkatkan efek menstabilkan nada.
Dengan duri-durinya yang tajam, masa pakai yang lama, serta pemasangan yang mudah dan tidak terbatas, kawat berduri telah banyak digunakan di taman, pabrik, penjara dan tempat-tempat lain yang perlu diisolasi, dan telah dikenal oleh masyarakat.
Hubungi kami
22, Zona Bahan Filter Hebei, Anping, Hengshui, Hebei, Cina
Hubungi kami


Waktu posting: 13-Apr-2023